Saturday, 21 June 2008

pengertian kabut

Pengertian Kabut

Kita ketahui, bahwa di dalam udara selalu terdapat uap air. Karena sesuatu

hal, udara dapat mengalami penurunan suhu dan sebagian dari uap airnya akan mengembun. Debu halus dalam udara menjadi inti untuk pengembunan tadi. Akibatnya bertebaranlah tetesan - tetesan air yang sangat halus dalam udara, yang kita sebut dengan kabut.

Kabut (Fog) adalah awan lembap yang terjadi pada permukaan bumi yang mengandung jutaan butiran – butiran air yang sangat kecil dan melayang - layang di udara. Kabut mirip dengan awan, perbedaannya, awan tidak menyentuh permukaan bumi, sedangkan kabut menyentuh permukaan bumi. Sama dengan awan, kabut (Fog) terdiri dari tetesan-tetesan air yang sangat halus namun pada kondisi tertentu dapat disertai kristal es. Tetesan-tetesan air akan menghamburkan semua sinar matahari yang masuk ke dalam kabut ini, sehingga sukar sekali melihatnya. Ketika udara sangat bersih, jarak pandang bisa mencapai 160 km, bahkan lebih.

Secara umum , kabut (Fog) didefinisikan sebagai kondisi dimana visibility kurang dari 200 m dan kabut tebal (dense Fog) adalah kondisi visibility kurang dari 50 m. Di laut definisi tersebut berbeda , kabut (Fog) adalah kondisi dengan visibility kurang dari 1000 m dan kabut tebal (dense Fog) adalah kondisi dengan visibility kurang dari 200 m.

Di daerah - daerah pegunungan yang tinggi, hawanya sejuk, udaranya segar, pemandangannya indah, dengan sinar matahari yang menghangatkan.. Akan tetapi, cuaca di daerah pegunungan ini tiba-tiba dapat berubah. Udaranya menjadi gelap, hawanya menjadi dingin dan kadang-kadang menggigilkan, lalu turunlah kabut tebal yang menghalangi penglihatan.

Macam-macam Kabut

Mungkin selama ini, anda berfikir kabut hanya ada satu macam, yaitu kabut yang terdapat pada pagi hari atau malam hari, atau setelah turunnya hujan. Tetapi ternyata, mungkin tanpa anda sadari juga, kabut yang selama ini terjadi, ada bermacam– macam, yaitu :

· Kabut adveksi

Kabut Adveksi (Advection Fog) terbentuk karena adanya adveksi udara

basah yang melalui suatu permukaan yang lebih dingin. Kadang pada

pembentukan kabut adveksi ini diperkuat dengan adanya pendinginan

permukaan bumi yang di sebabkan oleh radiasi bumi pada malam hari. Kabut

adveksi biasanya terjadi dalam musim dingin, yaitu pada waktu daratan lebih

dingin dari lautan. Angin yang bertiup dari laut ke daratan membawa serta

udara yang jenuh dengan uap air. Setelah sampai di daratan, suhu udara ini

turun, sehingga sebagian dari uap airnya mengembun. Terbentuklah kabut

yang disebut kabut adveksi.

· Kabut Radiasi

Kabut Radiasi ( Radiation Fog ) terbentuk karena adanya pendinginan

permukaan bumi yang disebabkan oleh radiasi bumi pada malam hari. Karena udara merupakan penghantar yang kurang baik , maka pendinginan udara hanya setebal beberapa centimeter dari permukaan bumi. Kabut Radiasi tidak hanya terjadi pada musim dingin saja.

Sepanjang hari, terutama dalam terik matahari, air dari sungai, rawa, dan

danau banyak menguap, sehingga udara di atasnya mengandung banyak uap air. Pada malam hari dan cuaca tidak berawan, udara panas yang mengandung uap air tadi akan memancarkan sebagian dari panasnya., sehingga suhunya turun. Uap air mulai mengembun dan membentuk tetesan - tetesan air yang sangat halus, sehingga terbentuklah kabut. Kabut yang terbentuk dengan cara ini disebut kabut radiasi.

Ada beberapa kondisi yang diperlukan untuk terbentuknya kabut radiasi

yaitu :

Ø Temperatur titik embun yang cukup tinggi.

Ø Adanya proses pendinginan yang cukup memadai pada malam hari.

Ø Adanya turbulansi dan angin yang lemah.

· Kabut Frontal

Kabut Frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa udara

yang berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari masa

udara yang hangat ke dalam masa udara yang dingin tempat uap air menguap.

Dengan demikian akan menyebabkan uap air pada udara dingin melampaui

titik jenuh.

  • Kabut Gunung

Kabut gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati

lereng-lereng gunung. Udara dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak

sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian terbentuk di sepanjang

lereng gunung.

Proses Terjadinya Kabut

Awan yang melayang rendah di puncak bukit menyebabkan udara menjadi dingin, berkabut dan lembap. Sebab awan mengandung banyak butiran air yang sangat kecil. Awan terbentuk dalam udara yang naik. Udara mengandung uap air yang tidak terlihat.

Saat udara naik, suhunya bertambah dingin. Udara dingin tak mampu menahan begitu banyak uap, sehingga sebagian uap berubah menjadi butiran kecil atau membeku menjadi kristal es, lalu membentuk awan. Sedangkan apabila akan adanya kabut, langit tidak berawan sama sekali, udara banyak mengandung uap atau lembap, dan angin bertiup sepoi – sepoi.

Dari pengamatan yang telah kami lakukan, diketahui bahwa ada perbedaan tentang terjadinya kabut di daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi. Di daerah dataran rendah, kabut terjadi setelah adanya hujan. Sedangkan di daerah dataran tinggi, kabut terjadi sebelum adanya hujan. Pada dasarnya, pembentukan kabut ditentukan oleh kelembapan dan suhu udara. Semakin lembap udara, semakin cepat terjadi proses kondensasi. Oleh karena letak gunung jauh dari laut, udara cenderung semakin kering, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama menuju ke titik kondensasi, karenanya pembentukan awan terjadi pada elevasi yang lebih tinggi, sebaliknya pada daerah dataran rendah yang dekat dan menghadap ke pantai, kelembapan yang tinggi menyebabkan terjadinya pembentukan awan pada elevasi yang sangat rendah.

Molekul-molekul udara akan menyatu ketika udara mendingin. Udara bergerak lebih lambat dan kembali bergerak lebih cepat ketika udara mulai memanas. Sinar matahari memanasi lautan, sungai, dan danau. Pemanasan membuat molekul-molekul air bergerak lebih cepat dan terpisah dari molekul yang lainnya. Molekul-molekul itu kemudian bergerak ke udara yang disebut evaporasi. Evaporasi dapat terjadi di lautan, sungai, danau, dan tumbuh-tumbuhan. Perhatikan gambar evaporasi di bawah ini.

Ketika permukaan tanah dan air terkena sinar matahari, udara dari daerah lembah naik ke lapisan yang lebih tinggi. Akibatnya, udara menjadi lebih dingin dan lama-kelamaan akan menjadi tetes-tetes awan. Perhatikan gambar proses terjadinya hujan di bawah ini.

Selanjutnya terjadi difusi dan tumbukan antara tetes-tetes awan hingga menghasilkan tetes-tetes awan yang berukuran besar. Tetes-tetes awan inilah yang selanjutnya akan menjadi air hujan. Perhatikan gambar tetes-tetes air hujan di bawah

ini.

Ketika terjadi pembentukan tetes-tetes awan, tidak semua menjadi hujan. Udara yang kondisinya basah dan kecepatan angin yang tidak terlalu kuat, sangat membantu dalam pembentukan awan untuk menghasilkan hujan. Ketika uap air naik ke atmosfer, uap tersebut kemudian akan mendingin dan berubah kembali menjadi butiran-butiran air. Uap air yang naik ke atmosfer akan mendingin dan berubah menjadi butiran-butiran air. Uap air di udara yang terkondensasi diubah menjadi butiran-butiran air.

Uap air yang berasal dari tanah yang lembab, tanaman-tanaman, sungai, danau, dan lautan membentuk kabut. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30º C dapat mengandung uap air sebanyak 30 gr uap air per m³, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat ditahannya. Volume yang sama pada suhu 20º C udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Nah, udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.

Kabut biasanya terjadi ketika langit tidak berawan sama sekali, udara banyak mengandung uap atau lembap, dan angin bertiup sepoi-sepoi. Di daratan, kabut umumnya terjadi pada waktu malam hari dan kadan-kadang menghilang menjelang pagi. Sedangkan kabut di laut dapat terjadi sepanjang hari.

Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 Km.

Pagi yang sangat berkabut bisa kelihatan sangat mendung, tetapi kabut mungkin hanya menutupi hingga ketinggian 200 meter. Di atasnya matahari bisa saja tetap bersinar.

No comments:

Post a Comment