Monday 18 August 2008

Khasiat Keladi Tikus

Keladi Tikus : Tanaman Ajaib Penyembuh Kanker

Urbanisasi dan modernisasi menyebabkan perubahan gaya hidup pada masyarakat, termasuk dalam hal pola konsumsi makanan. Pola konsumsi masyarakat sangat dipengaruhi oleh kemampuan daya beli , kemudahan akses, pengetahuan tentang bahan makanan dan budaya serta kesukaan terhadap satu jenis makanan fakta yang ada, masyarakat Indonesia identik dengan konsumsi makanan gorengan, makanan cepat saji ataupun makanan hasil olahan pabrik yang terkadang tidak diketahui secara pasti tingkat keamanannya pada tubuh seseorang. Perubahan pada konsumsi makanan seperti ini sering sekali merupakan pencetus meningkatnya insiden penyakit kronik dimasyarakat seperti jantung koroner. Adanya zat pengawet dan pewarna buatan pada konsumsi harian masyarakat juga tidak kalah pentingnya dalam memberikan kontribusi meningkatkannya penumpukan radikal bebas didalam tubuh serta berkembangnya insiden penyakit kronik lainya, seperti kanker.

Kanker dan penyakit jantung koroner merupakan dua penyakit yang cukup berbahaya karena insidennya terus bertambah dari tahun ke tahun dan merupakan penyakit penyebab kematian terbesar di dunia yang timbul akibatnya adanya gangguan pada sistem detoksifikasi didalam tubuh yang diperankan organ hati

Untuk menyembuhkan berbagai jenis kanker yang banyak diderita di Indonesia seorang pejabat departemen pertanian sekaligus ahli biologi yaitu : Drs. Patoppoi Pasau menemukan tanaman ”Keladi Tikus” (Typhonium Flagellikorme / Rodent Tuber), Tanaman ini tumbuh pada ketnggian tempat 1-300 m diatas permukaan laut, tinggi maksimal 25 sampai 30 Centimeter. Tumbuhan ini dapat tumbuh disemak yang tidak terkena sinar matahari langsung, dan bisa ditemukan dipulau Jawa, tepatnya di Pekalongan Jawa Tengah. Bahkan dahulu tanaman ini sudah diteliti pada tahun 1995 oleh Prof. Dr. Chris K.H Teo, Dip Agric (M), BSc Agric (Hons) CMJ, Ms, Phd dari Universiti Sains di Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Bahkan tanaman ini sudah teruji keampuhannya dalam penyembuhan kanker, terbukti dari istri Dr. Patoppoi sempat terkena kanker payudara stadium II, dan saat menjalanioperasi dan kemoterapi istri Patoppoi mengalami kerontokan rambut, kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan. Untuk menghilangkan efek dari kemoterapi Dr. Patoppoi mencari solusi penyembuhan yaitu dari buku yang berjudul Cancer, Yet TheyLive karangan Dr Chris K.H Teo terbitan lina. Buku ini menjelaskan khasiat typhonium Flaqelliforme yang banyak tumbuh didaerah pekalongan, Jawa Tengah, lalu Patoppoi tidak tinggal diam dia langsung mencari tanaman tersebut melalui family dan kolegannya yang ada di Jawa Tengah. Alhasil usahanya tidak sia-sia, dia mendapat tanaman Keledai Tikus yang tumbuh dipinggir sungai lalu mulai lah Patoppoi mengolah tanaman keledai tikus sesuai langkah-langkah pada buku. Obat keledai tikus selanjutnya dikonsumsi oleh istri Patoppoi saat istri Patoppoi menjalani pemeriksaan, hasil pemeriksaan ”negatif” dokter beserta Patopoi sebagai suami merasa kaget dan heran bahwa keledai tikus memang terbukti khasiatnya. (cara pengolahan tanaman keledai tikus yakni : soapkan 3 batang keledai tikus lengkap dengan daunya (sekitar 50 grm), lalu dikeringkan. Selanjutnya simplisia tersebut direbus dengan air selama 30 menit. Air peranannya diperas lalu diminum ada juga yang mengkonsumsi secara mentah tetapi air perasannya agak gatal namun efek gatalnya dapat segera hilang, untuk mengurangi rasa gatal disarankan menggunakan umbi yang sudah dijemur / dikeringkan terlebih dahulu atau juga dapat dicampur dengan beberapa lembar daun pegangan ! selain dikonsumsi, bubur umbinya juga dapat dioleskan pada bagian luar yang sakit dan biasanya akan meringan rasa sakit.

Tanaman keledai tikus saat ini jarang dijumpai karena musim kemarau, ternanya mengering seolah-olah menghilang dari permukaan tanah, dan tanaman ini akan tumbuh kembali dimusim hujan. Untuk mengatasi jarangnya tanaman keledai tikus dan menunggu hingga musim hujan, saya mempunyai solusi mengenai penanaman keledai tikus. Penenaman keledai tikus disini dibagi melalui 2 cara yaitu secara vegetatif dan generatif (biji). Perbanyakan secara vegetatif dengan cara memisahkan anaknya. Anakan dapat dipisahkan dari induknya setelah tanaman berumur 4-5 bulan, jumlah anakan sekitar 10-15 anakan. Penanaman secara Vegetatif dapat dimulai dengan menyiapkan lubang tanam dengan ukuran 15cm x 15cm dan kedalaman 10 cm. Lubang tanam diberi campuran pupuk kandang sebanyak 200 gr, campuran tersebut diaduk rata dan dibiarkan selama seminggu. Setelah itu bibit ditanam kedalam lubang tanam. Pembentukan umbi telah mulai semenjak tanaman memasuki umur tiga bulan dan hasi maksima umbi setelah tanaman berumur 6-7 bulan dengan bobot segar sekitar 5-7 gr. Untuk perbanyakan secara generatif dapat dilakukan dengan biji, tanaman ini menghasilkan biji bila telah berumur sekitar 4-5 bulan setelah tanam. Biji yang telah matang biasanya akan pecah dengan sendirinya dan jatuh dibawah pohon induk, selanjutnya iji tersebut akan berkecambahdalam waktu 3-4 minggu, dan tumbuh menjadi tanaman baru. Sedangkan bila disemai ditempat lain, perkecambahan akan lama sekali atau tidak bisa tumbuh sama sekali

No comments:

Hawk Advertising

Terima Pemesanan :

ID Card,Undangan, Shooting Video, Banner, Spanduk, Stiker, Blanko, Seragam Kantor, Pengadaan Komputer, Maintenance.

Dan Kebutuhan Kantor lain nya.

Anda Pesan Besok kami Antar (Untuk daerah Surabaya dan Sekitarnya)

Hub : 0856 4999 8 555 / arianto.sam@gmail.com