Thursday 21 August 2008


BIOGRAFI DEWI SARTIKA


Dewi Sartika adalah putrid pasangan Patih Bandng, R. Rangga Somanegara dan R.A. Raja Permas, putrid Bupati Bandung R.A.A Wiranata kusuma IV, yang terkenal dengan sebutan Dalem Bintang. Dewi Sartika lahir pada tanggal 04 desember 1884 di Cicalengka. Cita-cita putrid bangsawan ini adalah mendirikan sekolah istri, ia sudah mengidam-idamkan sekolah tersebut sejak kecil.

Dewi Sartika adalah symbol kebangkitan kesadaran perempuan atas harga dirinya. Ia berjuang agar kaumnya sejajar dengan lawan jenisnya. Dengan segala keterbatasan dan pagar-pagar bersepuh emas yang bernama etika, mereka mencoba untuk mengembangkan diri dan keyakinan.

Semasa kecil, Dewi Sartika diperkenankan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk masuk sekolah pada kelas satu (Eerste Klasse School). Suatu saat terjadi kejadian penting pada keluarganya, sehingga dia terpaksa mengakhiri sekolah sampai kelas 2 B. Di sekolah itu, dia memperoleh pendidikan dasar yaitu membaca, menulis dan Bahasa Belanda. Selain itu, dia juga mempunyai banyak teman dari bangsa sendiri maupun dari bangsa Belanda. Meskipun dia bersekolahnya hanya sebentar, namun semangat untuk belajar masih sangat besar. Dia mencari ilmu dari kehidupan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, sampai dia berhasil menjadi pimpinan salah satu sekolah. Walaupun tangan kanannya cedera gara-gara jatuh waktu bermain, dia tetap menjalankan tugasnya dengan baik. Tetapi pada bulan Juli tahun 1893 kedamaian keluarga Dewi Sartika berakhir karena ayahandanya dituduh terlibat dalam peristiwa pemasangan dinamit. Hukuman yang diterima adalah hukuman buangan ke Ternate. Sang ibu juga ikut menyertai ke Ternate sehingga Dewi Sartika dan saudara-saudaranya dititipkan pada sanak keluarga tanpa bekal apapun karena harta bendanya disita semuanya. sedangkan Dewi Sartika oleh bapak tuanya dibaah di tengah-tengah kehidupan keluarganya di Cicalengka. Di Cicalengka, Dewi Sartika tidak diperlakukan semestinya dan dikucilkan. Dia hanya dianggap sebagai pelayan dan ditempatkan di belakang jauh dari tempat yang lazim dihuni oleh keluarganya / anak didiknya. Walaupun dia merasa kesepian dan sedih, dia tidak pernah menghiraukannya karena dia mempunyai tugas-tugas yang harus diselesaikan setiap hari. Meskipun dia menderita, tapi dia banyak mendapatkan pelajaran tentang memasak, menjahit, menyulam dan kerajinan tangan yang diajarkan oleh istri Patih Arya. Selain itu, Dewi Sartika punya tugas mengantar saudara-saudara sepupunya pergi kerumah nyonya Belanda untuk belajar membaca dan menulis bahasa Belanda. Di situ Dewi Sartika tidak diperkenankan masuk, Cuma mendengar dari balik pintu. Karena kecerdasannya, dia bisa menangkap semua pelajaran itu.

Awal Dewi Sartika merintis kariernya yaitu dia menjadi seorang pemimpin dan guru yang mengajar di sekolah kautamaan istri. Pada tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan R. A Soeriawinata. Setelah menikah ia tidak berhenti bekerja dan suaminya dengan aktif bekerjasama dengan istrinya, sehingga pada tahun 1912 Dewi Sartika berhasil mendirikan sembilan sekolah untuk anak gadis. Saat ia telah berhasil mendirikan sekolahnya yang pertama, kini berusaha untuk mengembangkannya ditingkat yang lebih tinggi. Salah satu hasil karyanya yaitu sebagai pendiri pertama kali sekolah untuk anak-anak gadis dan sekolah istri, sekolah yang pertama untuk jenisnya bagi seluruh Indonesia pada tanggal 16 Januari 1904 di Paseban.

Dewi Sartika wafat pada hari kamis, tanggal 11 September 1947. pukul 09.00 WIB ditengah-tengah keluarga di rumah sakit Cineam. Beliau wafat dalam usia 63 tahun.

No comments:

Hawk Advertising

Terima Pemesanan :

ID Card,Undangan, Shooting Video, Banner, Spanduk, Stiker, Blanko, Seragam Kantor, Pengadaan Komputer, Maintenance.

Dan Kebutuhan Kantor lain nya.

Anda Pesan Besok kami Antar (Untuk daerah Surabaya dan Sekitarnya)

Hub : 0856 4999 8 555 / arianto.sam@gmail.com