Friday 30 May 2008

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan

Metode pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan yang digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individu.

2. Biaya produksi harus golongkan berdasarkan hubungan dengan produk menjadi dua kelompok yaitu : biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

3. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah biaya overhead pabrik.

4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan ke dalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.

5. Harga pokok produksi per unit pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.

MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI PER PESANAN

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, informasi harga pokok produksi per pesanan yang bermanfaat bagi manajemen untuk :

  1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan.
  2. Memperhitungkan penerimaan atau penolakan pesanan.
  3. Memantau realisasi biaya produksi
  4. Menghitung laba atau rugi tiap pesanan
  5. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Menentukan Harga Jual yang akan Dibebankan Kepada Pemesan

Formula untuk menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan adalah sebagai berikut :

Taksiran biaya produksi untuk pesanan Rp xx

Taksiran biaya non produksi yang dibebankan kepada pesanan xx +

Taksiran total biaya pemesanan Rp xx

Laba yang diinginkan xx +

Taksiran harga jual yang dibebankan kepada pemesan Rp xx

Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam produksi pesanan tertentu perlu dihitung unsur – unsur biaya berikut ini :

a. Taksiran biaya bahan baku Rp xx

b. Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx

c. Taksiran biaya overhead pabrik xx

d. Taksiran Biaya produksi Rp xx

Mempertimbangkan Penerimaan atau Penolakan Pesanan

Total harga pokok pesanan dihitung dengan unsur biaya berikut ini :

Biaya produksi pesanan :

Taksiran biaya bahan baku Rp xx

Taksiran biaya tenaga kerja xx

Taksiran biaya overhead pabrik xx +

Taksiran total biaya produksi Rp xx

Biaya non produksi

Taksiran biaya administrasi dan umum Rp xx

Taksiran biaya pemasaran xx

Taksiran biaya non produksi xx +

Taksiran total harga pokok pesanan Rp xx


Memantau realisasi biaya produksi

Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dilakukan dengan formula berikut :

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx

Biaya tenaga kerja sesungguhnya xx

Taksiran biaya overhead sesungguhnya xx +

Total biaya produksi sesungguhnya Rp xx

Menghitung Laba atau Rugi Bruto Tiap Pesanan

Laba atau rugi bruto tiap pesanan dihitung sebagai berikut :

Harga yang dibebankan kepada pemesan Rp xx

Harga produksi pesanan tertentu :

Biaya bahan baku sesungguhnya Rp xx

Biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya xx

Taksiran biaya overhead pabrik xx +

Total biaya produksi pesanan xx

Laba bruto Rp xx

REKENING KONTROL DAN REKENING PEMBANTU

Untuk mencatat biaya, di dalam akuntansi biaya digunakan rekening kontrol dan rekening pembantu berikut ini :

Rekening kontrol Rekening Pembantu

Persediaan bahan baku Kartu Persediaan

Persediaan bahan penolong Kartu Persediaan

Barang dalam proses Kartu Harga Pokok

Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Kartu Biaya

Biaya Administrasi dan Umum Kartu Biaya

Biaya Pemasaran Kartu Biaya

Persediaan Produk Jadi Kartu Persediaan

Untuk mencatat biaya produksi, didalam buku besar dibentuk rekening kontrol barang dalam proses. Rekening ini dapat dipecah lebih lanjut menurut unsur biaya produksi, sehingga ada tiga macam rekening barang dalam proses


Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku

Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung

Barang Dalam Proses – Biaya Overhead pabrik

Jika produksi diolah melalui beberapa departemen produksi, rekening Barang Dalam Proses dapat dirinci lebih lanjut menurut departemen dan unsur – unsur biaya produksi seperti contoh berikut ini :

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Departemen A

Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung A

Barang Dalam Proses – Biaya Overhead pabrik adalah

Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Baku Departemen B

Barang Dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja Langsung B

Untuk mencatat pemakaian bahan baku yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, jurnal yang dibuat adalah :

Barang Dalam Proses xx

Persediaan Bahan Baku xx

Dan Bukan jurnal berikut ini :

Biaya Bahan Baku xx

Persediaan Bahan Baku

Karena rekening Biaya Bahan Baku tidak diselenggarakan dalam buku besar, melainkan dalam buku pembantu kartu harga pokok, perhatikan jurnal – jurnal pencatatan biaya berikut ini yang menggunakan rekening kontrol

Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya xx

Akumulasi Depresiasi Gedung xx

Untuk mencatat biaya depresiasi gedung pabrik.

Biaya Administrasi dan Umum xx

Kas xx

Untuk mencatat biaya telex

Biaya Pemasaran xx

Akumulasi Depresiasi Kendaraan xx

Karena mencatat biaya depresiasi kendaraan yang digunakan bagian pemasaran.

No comments:

Hawk Advertising

Terima Pemesanan :

ID Card,Undangan, Shooting Video, Banner, Spanduk, Stiker, Blanko, Seragam Kantor, Pengadaan Komputer, Maintenance.

Dan Kebutuhan Kantor lain nya.

Anda Pesan Besok kami Antar (Untuk daerah Surabaya dan Sekitarnya)

Hub : 0856 4999 8 555 / arianto.sam@gmail.com