EVALUASI KURIKULUM
A. Evaluasi dan Kurikulum
Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pengembangan system pendidikan dan pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan bebrapa factor :
- Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah.
- objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan.
- Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang sifatnya juga berubah.
B. Konsep Kurikulum
- penekanan pada isi kurikulum
strategi pengembangan ini merupakan yang paling lama dan banyak dipakai tetapi juga terus mendapat penyemburnaan atau pembaruan.
- penekanan pada situasi pendidikan
tipe kurikulum ini menekankan pada masalah dimana(where) bersifat khusus, sangat memperhatikan dan disesuaikan dengan lingkungannya.
- Penakanan pada organisasi
Tipe ini menekankan pada proses belajar mengajar
C. Implementasi dan Evaluasi Kurikulum
Pengembangan kurikulum yang menekankan isi, membutuhkan waktu mempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengan tujuan pengajaran yang cukup lama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu mempersiapkannya lebih pendek, sedangkan kurikulum yang menekankan organisasi waktu persipannya hamper sama dengan kurikulumyangmenekankan isi.
D. Peranan Evaluasi kurikulum
Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai proses social dan sebagai intuisi social. Evaluasi kurikulum sebagai intuisi social mempunyai asal-usul, sejarah, struktur serta interest sendiri.
E. Ujian Sebagai Evaluasi Social
Sejak diperkenalkannya ujian atau tes untuk umum di Amerika Serikat dan Negara-negara lain, pengukuran yang berbentuk umum tersebut merupakan salah satu model evaluasi dalam pendidikan. Menguji adalah mengevaluasi kemampuan individu.
Keberhasilan dalam ujian pengetahuan dan kemampuan skolastik selama bertahun-tahun ditentukan oleh kemampuan mengingat fakta-fakta. Ujian bukan saja menunjukkan nilai pengetahuan atau kemampuan secara social tetapi juga telah merupakan peraturan dari sekolah.
Barry Mc Donald (1975), membedakan adanya tiga tipe evaluasi dalam pendidikan dan kurikulum yaitu :
- Evaluasi Birokratik, merupakan suatu layananyang bersifat unconditional terhadap lembaga-lembaga pemerintahan yang memiliki wewenang control terbesar dalam alokasi sumber-sumber pendidikan.
- Evaluasi Otokratik, merupakanlayanan evaluasi terhadap lembaga-lembaga pemerintahan yang mempunyai wewenang control cukup besar dalam mengalikasikan sumber-sumber pendidikan.
- Evaluasi Demokratik, merupakan layanan pemberian informasi terhadap masyarakat, tentang program-program pendidikan.
F. Model-model Evaluasi Kurikulum
- Evaluasi model penelitian
Model ini didasarkan atas teori dan metode tes psikologis serta eksperimen lapangan. Ters psikologi atau tes psikometrik pada umumnya mempunyai dua bentuk, yaitu tes inteligensi yang ditujukan untuk mengukur kemampuan bawaan, serta tes hasil belajar yang mengukur prilaku skolastik.
- Evaluasi model obyektif
Perbedaan model obyeltif dengan model komperatif adalah dalam dua hal. Pertama dalam model obyektif, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Kedua, kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat obyektif (tujuan khussu).
a.
b. Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
c. Menysun materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut
d. Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hasil yang diinginkan.
- Model campuran multivariasi
Evaluasi model perbandingan (comparative approach) dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsure-unsur dari kedua pendekatan tersebut. Strategi yang memungkinkan pembandingan lebih dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur berdasarkan criteria khusus dari masing-masing kurikulum.
Beberapa kesulitan dihadapi dalam model ini. Kesulitan pertama adalah diharapkan memberikan tes statistic yang signifikan. Kedua adalah terlalu banyaknya variable yang perlu dihitung pada suatu saat, kemampuan computer hanya sampai 40 variabel, sedangkan dengan model ini dapat dikumpulkan sampai 300 varibel. Ketiga, meskipun model multi variasi telah mengurangi masalah control berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap menghadapi masalah-masalah pembandingan.
No comments:
Post a Comment