A. Pengertian Pencemaran
Dewasa ini permasalahan lingkungan atau umumnya pencemaran semakin meningkat khususnya pencemaran air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, agar kualitas air dapat terjaga sesuai dengan baku mutu tertentu.
Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988 :
“Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya”.
Pencemaran terjadi bila dalam lingkungan terdapat bahan yang menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologis sehingga mengganggu kesehatan eksistensi manusia, dan aktivitas manusia serta organisme lainnya. Bahan penyebab pencemaran tersebut disebut bahan pencemar atau polutan. Polusi disebabkan terjadinya faktor-
faktor tertentu yang sangat menentukan ialah :
1. Jumlah penduduk;
2. Jumlah sumberdaya alam yang digunakan oleh setiap individu;
3. Jumlah polutan yang dikeluarkan oleh setiap jenis sumberdaya alam;
4. Teknologi yang digunakan
Menurut Daryanto (2004 :73) Pencemaran merupakan sebuah siklus yang selalu berputar dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
Pada hakikatnya antara aktivitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan lingkungannya dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mengembangkan teknologi. Akibat sampingan dari pengembangan teknologi adalah bahan pencemar yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan ini merupakan stimulus agar manusia menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Tiap pencemaran mempunyai derajat pencemaran atau tahap pencemaran yang berbeda didasarkan pada :
1. Konsentrasi zat pencemar
2. Waktu tercemarnya
3. Lamanya kontak antara bahan pencemar dengan lingkungan
Menurut WHO, ditetapkan empat tahapan pencemaran :
1. Pencemaran tingkat pertama
Pencemaran yang tidak menimbulkan kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemarannya maupun waktu kontaknya dengan lingkungan
2. Pencemaran tingkat kedua
Pencemaran yang mulai menimbulkan iritasi ringan pada pancaindera dan alat vegetatif lainnya serta menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya
3. Pencemaran tingkat ketiga
Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis
4. Pencemaran tingkat keempat
Pencemaran yang telah menimbulkan dan mengakibatkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemar terlalu tinggi Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
1. Pencemaran air
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah
Pencemaran yang terjadi pada wilayah penelitian dikategorikan sebagai pencemaran air karena lokasi penelitian adalah sungai Citarum yang berad di Kecamatan Dayeuh kolot Kabupaten Bandung.
1. Pencemaran Air
Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia, secara alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan yang mempunyai daya generasi yaitu selalu dalam sirkulasi. Air sebagai sumberdaya kini lebih disadari merupakan salah satu unsur penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan, termasuk pula terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan.
Pada masa sekarang ini nampaknya sulit untuk memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air dari gunung yang diperkirakan paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas berlarut dan zat-zat organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran tersebut, selain itu aktivitas manusia merupakan salah satu hal yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah pencemaran air di dalam ekosistem air.
Pencemaran air pada umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia seperti oleh zat-zat deterjen, asam belerang dan zat-zat kimia sebagai sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri. Pembuangan bahan kimia limbah maupun pencemar lain ke dalam air akan mempengaruhi kehidupan dalam air tersebut, suatu pencemar dalam suatu ekosistem mungkin cukup banyak sehingga akan meracuni semua organisme yang terdapat di sana, biasanya
suatu pencemaran cukup banyak untuk membunuh spesies tertentu, tetapi tidak membahayakan spesies lainnya, sebaliknya ada kemungkinan bahwa suatu pencemar justru dapat mendukung perkembangan spesies tertentu. Jadi,
bila air tercemar ada kemungkinan pergeseran-pergeseran dari jumlah spesies yang banyak dengan ukuran yang sedang populasinya, kepada jumlah spesies
yang sedikit tetapi berpopulasi yang tinggi. Penetapan standar air yang bersih tidak mudah, namun ada kesepakatan bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air akan tetapi didasarkan pada keadaan normalnya, sebab air yang ada di bumi ini tidak pernah terdapat dalam keadaaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral atau unsur lain yang terlarut di dalamnya.
Pencemaran perairan terbuka berupa danau, situ, rawa, dan sungai oleh limbah industri maupun rumah tangga merupakan masalah yang serius.
Berbagai bentuk pencemar, baik yang bersifat fisik atau endapan lumpur, bahan organik maupun berupa senyawa kimia termasuk yang beracun, seperti logam berat perlu segera diatasi sebelum terjadi akumulasi yang membahayakan pada banyak perairan di tanah air kita . Pencemaran air
berlaku apabila perubahan berlaku dari segi kandungan, keadaan dan warna sehingga tidak sesuai dan memberi kesan apabila digunakan. Pencemaran berlaku sama ada dari segi biologi, kimia dan fisik. Pencemaran air bukan hanya berlaku di sungai tetapi juga di laut. Untuk memantau pencemaran air sungai digunakan kombinasi parameter fisika, kimia dan biologi. Tapi yang sering digunakan hanya parameter fisika seperti temperatur, warna, bau, rasa dan kekeruhan air, ataupun parameter kimia seperti : partikel terlarut, kebutuhan oksigen biokimia ( BOD ), partikel tersuspensi ( SS ), amonia ( NH3 ). Bahan-bahan polutan bagi pencemaran air dalam bentuk pencemar fisika, kimiawi dan biologis dibagi menjadi 8 kelompok yaitu :
a. Agen penyebab penyakit (bakteri, virus, protozoa, parasit).
b. Limbah penghabis oksida (limbah rumah tangga, kotoran hewan dan
manusia, bahan organik dan sebagainya).
c. Bahan kimia yang larut dalam air (asam, garam, logam beracun dan senyawa lain).
d. Pupuk anorganik (garam nitrat dan fosfat yang terlarut).
e. Bahan kimia organik (minyak, bensin, plastik, pestisida). Bahan sedimen atau suspensi (partikel tanah, pasir dan bahan anorganik lain yang melayang dalam air).
g. Bahan-bahan radioaktif
h. Panas
2. Penyebab Pencemaran Air
Penggunaan air oleh manusia akan menghasilkan limbah, apabila dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran air sehingga dapat membahayakan kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Polutan biologis berasal dari kotoran manusia yang mengandung bakteri dan virus, protozoa atau parasit lain yang mencemari sungai, sumur dan atau mata air.
Limbah penghabis oksigen berasal dari limbah rumah tangga yang mengandung sisa-sisa makanan, kotoran manusia, ternak, bangkai dan bahan-bahan organik lainnya. Ciri polutan ini adalah mengandung nutrisi yang menyuburkan pertumbuhan perairan. Pada tingkat pencemaran yang parah semua kehidupan air akan mati akibat keracunan. Zat-zat organik akan mengalami pembusukan menghasilkan senyawa-senyawa lain yang beracun, menurunkan kadar oksigen terlarut, meningkatkan suhu dan menurunkan
keasaman (PH), warna air akan berubah menjadi coklat kehitaman dan apabila oksigen benar-benar habis akan mengeluarkan bau busuk yang menyengat.
Polutan dalam bentuk senyawa asam, logam beracun dan senyawa lain
berasal dari limbah industri, unsur kimia yang bersifat racun bila terdapat dalam jumlah yang melebihi batas tertentu. Bahan kimia organik (minyak, bensin, plastik, pestisida) bisa berasal dari limbah rumah tangga, pertanian, pasar atau industri. Polutan ini dapat mematikan mikroorganisme dan makroorganisme akuatik, polutan plastik merupakan polutan yang tidak teruraikan ( non degradable ).
Bahan-bahan radioaktif berasal dari reaktor-reaktor nuklir atau percobaan-percobaan bom nuklir. Reaktor-reaktor nuklir karena suatu sebab dapat bocor atau meledak, menyemburkan bahan-bahan radioaktif yang akan mencemari lingkungan. Pencemaran air dapat berasal dari berbagi sumber pencemaran, antara lain berasal dari industri, limbah rumah tangga, limbah pertanian dan sebagainya.
a. Industri :
Pabrik industri mengeluarkan limbah yang dapat mencemari ekosistem air,
pembuangan limbah industri ke sungai- sungai dapat menyebabkan
berubahnya susunan kimia, bakteriologi serta fisik air. Polutan yang
dihasilkan oleh pabrik dapat berupa :
a) logam berat ; timbal, tembaga, seng dan lain-lain
b) panas ; air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang
pada akhirnya akan mematikan biota air.
Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses
industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada.
Puncak tertinggi aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan
tangkis penahan dan bak pengaman.
. Limbah rumah tangga:
Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan, sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga serta fasilitas rekreasi. Dari rumah tangga dapat dihasilkan berbagai macam zat organik dan anorganik yang dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai-sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik dari limbah rumah tangga bisa terbawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masyarakat. Polusi air yang disebabkan oleh penggunaan deterjen terutama menyangkut masalah bahan pembentuk ( surfaktan ), masalah utama yang timbul bukan karena racunnya, tetapi busanya yang mengganggu lingkungan di sekitarnya. Bahan pembentuk utama di dalam detergen adalah natrium tripolifosfat ( Na P O ), senyawa ini bukan
5 3 10 merupakan masalah dalam dekomposisi di lingkungan sebab ion P O 3 10 -5 akan mengalami reaksi hidrolisis perlahan di dalam lingkungan untuk memproduksi ortofosfat yang tidak beracun.
c. Limbah pertanian:
Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian, air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang,
sehingga mengalami pertumbuhan dengan cepat, ganggang yang menutupi
permukaan air akan berpengaruh buruk terhadap ikan-ikan dan komponen
biotik air ekosistem dari air tersebut. Dari daerah pertanian terlarut pula sisa-sisa pestisida yang terbawa ke sungai atau bendungan, pestisida yang bersifat toksit akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.
Benda-benda yang dapat menyebabkan turun atau rusaknya kualitas
air berasal dari benda-benda yang berbentuk gas adalah sebagai berikut :
a). Gas Oksigen (O ) atau zat asam; diperlukan untk makhluk hidup yang berada di udara, daratan maupun di dalam air.
b). Gas lain dalam air (CO , CO, H S): Gas CO terbentuk karena proses pembakaran bahan-bahan minyak, batu bara dan lain-lain kurang
sempurna, gas CO yang berada di udara dalam jumlah besar dapat
menyebabkan kematian, air tidak terdapat CO, H S terjadi pada proses pembusukan zat-zat organik, penyebab bau busuk.
3. Indikator Pencemaran Air
Air yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia atau mineral terutama oleh zat-zat atau mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Adapun beberapa indikator bahwa air sungai telah tercemar adalah
sebagai berikut:
a. Adanya perubahan suhu air. Air yang panas apabila langsung dibuang ke lingkungan akan mengganggu kehidupan hewan air dan mikroorganisme lainnya.
b. Adanya perubahan pH atau konsentrasi ion Hidrogen. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai berkisar pH berkisar antara 6,5 – 7,5.
c. Adanya perubahan warna, bau dan rasa air. Air dalam keadaan normal dan bersih pada umumnya tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan jernih, tetapi hal itu tidak berlaku mutlak, seringkali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan industri yang tidak mengakibatkan perubahan warna pada air. Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya pencemaran. Apabila air memiliki rasa berarti telah terjadi penambahan material pada air dan mengubah konsentrasi ion Hidrogen dan pH air.
d. Timbulnya endapan, koloidal, bahan terlarut. Bahan buangan yang
berbentuk padat, sebelum sampai ke dasar sungai akan melayang di dalam
air besama koloidal, sehingga menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh mikroorganisme untuk melakukan fotosintesis.
e. Adanya mikroorganisme. Mikroorganisme sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari limbah industri ataupun domestik. Bila bahan buangan yang harus didegradasi cukup banyak, maka mikroorganisme akan ikut berkembangbiak. Pada perkembangbiakan mikroorganisme ini tidak tertutup kemungkinan bahwa mikroba patogen
ikut berkembangbiak pula.
f. Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Zat radioaktif dari berbagai kegiatan dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis apabila tidak ditangani dengan benar, baik efek langsung maupun efek tertunda.
4. Dampak Pencemaran Air
Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses
industri, air pendingin tersebut setelah digunakan akan mendapatkan panas dari bahan yang didinginkan, kemudian dikembalikan ke tempat asalnya yaitu sungai atau sumber air lainnya. Air buangan tersebut mungkin mempunyai suhu lebih tinggi daripada air asalnya, kenaikan suhu air akan menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut :
a. Jumlah oksigen terlarut di dalam air menurun
b. Kecepatan reaksi kimia meningkat
c. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu
d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya mungkin akan mati
Kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam air limbah dapat merugikan lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghasilkan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih, selain itu akan lebih berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan beracun.
Adapun pencemaran air oleh minyak sangat merugikan karena dapat menimbulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Adanya minyak menyebabkan penetrasi sinar ke dalam air berkurang
b. Konsentrasi oksigen terlarut menurun dengan adanya minyak karena
lapisan film minyak menghambat pengambilan oksigen oleh air
. Adanya lapisan minyak pada permukaan air akan mengganggu kehidupan burung air, karena burung-burung yang berenang dan menyelam bulu- bulunya akan ditutupi oleh minyak sehingga menjadi lengket satu sama lain.
d. Penetrasi sinar dan oksigen yang menurun dengan adanya minyak dapat mengganggu kehidupan tanaman-tanaman
Dampak yang ditimbulkan terhadap organisme adalah kematian, atau akan mengalami kelainan genetik, menderita kanker dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment