Friday, 4 July 2008

PENERAPAN PENDIDIKAN CONTECTUAL AND LEARNING (CTL)

Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola dengan baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut bisa tercapai bila pembelajaran dapat menyelesaikan pendidikan tepat waktu dengan hasil belajar yang baik.

Pendidikan harus mampu menciptakan tatanan masyarakat yang terdidik dan berpendidikan bukan sebuah masyarakat yang hanya mengagungkan prestise social sebagai akibat kekayaan dan kemakmuran yang dialaminya.

Berbicara tenang tantangan dan permasalah pendidikan dalam percaturan era globalisasi yang penuh kompetitif, pemerintah telah menyusun dan meningkatkan mutu pendidikan yang salah satunya adalah optimalisasi kurikulum berbasis kompetensi. Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar untuk menciptakan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan-latihan bagi perannya dimasa yang akan dating sehingga dengan pendidikan dapat menciptakan manusia bermasa depan yaitu manusia yang sadar hak asasinya dan oleh sebab itu manusia depoan sangat rasa solidaritas globalnya.

Salah satu empat isu kebijakan pendidikan nasional yang perlu direkontruksi yaitu berkenaan dengan mutu pendidikan berbasis kompetensi. Melalui perubahan kurikulum 1994. dengan kurikulum berbasis kompetensi secara explicit menciptakan / menetapkan tujuan dan standar kompetensi secara nasional

Gerakan peningkatan mutu pendidikan nasional berbasis kompetensi komprehensif yang dicanangkan mendiknas 2 mei 2000 berimplikasi pada keterlibatan semua komponen secara sinergis, termasuk profesi keguruan di dalam pengkajian, pendalaman dan penyiapan implementasi kurikulum berbasis kompetensi terumasuk studi dalam mengatasi kompetensi termasuk studi dalam mengatasi kesulitan belajar individu siswa. Sedemikian hingga pada waktu di terapkannya kurikulum berbasis kompetensi sekolah sudah siap dan familiar. Bisa mengemas strategi-strategi belajar dengan buku ajar yang sesuai bersama perangkat dan sarana pendukung.

Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bawa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah, belajar akan lebih baik bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya. Bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target. Penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini hasil pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam kontek kegiatan siswa bekerja mengalaminya bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan

Dalam konteks itu siswa perlu mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya. Mereka sadar bahwa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, dengan begitu mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti. Mereka mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya menggapainya (Depdiknas 2002)

Fisika bukan hanya kumpulan fakta – cakta konsep-konsep, atau prinsip saja melainkan juga suatu proses penemuan pendidikan sains yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung dan mengembangkan potensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah dengan kata lain pendidikan sains diarahkan untuk memberitahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahamannya yang mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas 2003). Sehingga jelas dari kutipan tersebut proses pendndikan menuntut suatu hasil siswa yang memahami gejala – gejala di alam sekitar atau lingkungan untuk mencapai aspek dalam pembelajaran fisika maka diperlukan sebuah metode pembelajaran yang cenderung merangsang untuk aktif, kreatif. Dan inovatif antara lain eksperimen, demontrasi, diskusi, ceramah problem solving, metode karya wisata dan sebagainya. (Petunjuk Teknis Mapelita DEPDIKNAS 2003)

Jadi usaha peningkatan mutu pendidikan fisika berbasi standar kompetensi sangatlah di tentukan oleh kemampuan guru dalam mengembangkan strategi belajar atau metode pembelajaran disertai sumber dan perangkat pembelajaran yang dapat membantu tercapainya kompetensi secara komprehensif mencakup ketrampilan personal dan interpersonal.

No comments:

Hawk Advertising

Terima Pemesanan :

ID Card,Undangan, Shooting Video, Banner, Spanduk, Stiker, Blanko, Seragam Kantor, Pengadaan Komputer, Maintenance.

Dan Kebutuhan Kantor lain nya.

Anda Pesan Besok kami Antar (Untuk daerah Surabaya dan Sekitarnya)

Hub : 0856 4999 8 555 / arianto.sam@gmail.com