Thursday, 19 June 2008

Nilai yang terkandung dalam Sastra "Orang-orang Proyek"

Nilai – nilai yang terkandung dalam novel sastra “Orang-orang Proyek” karya Achmad Tohari

Dalam Novel Sastra “Orang-orang Proyek” karya Achmad Tohari terdapat beberapa nulai-nilai yang terkandung didalamnya, antara lain sebagai berikut :

Nilai Sosial

Dalam novel “Orang-orang Proyek” karya Achmad Tohari terdapat nilai-nilai sosial yang menceritakan kehidupan manusia di dalam lingkungan kerja di proyek. Nilai sosial ini digambarkan dalan novel sebagai berikut :

“Pemancing Tua itu dengan Serulingnya sedang asyik berdendang sendiri. Alunan itu membawanya mengembara keruang jiwa dengan rasa amat mendalam, Dia merasa melayang bersentuhan dengan puncak kesadaran dan dari sana dia merasakan hadirnya kearifan semestakearifan itu, yang dia sendiri sulit menjelaskannya, sering terasa hadir dan membuatnya begitu tenang, genap, mapan, ayem. Seperti ayemnya anak yang sedang digendong emaknya. Atau ayemnya anak bermain petak umpet dan berhasil mencapai litbongan. Ya, orang yang sudah litbong adalah mereka yang tenang karena sudah berhasil mengenal dan berdamai dengan dirinya sendiri dengan duduk bersandar pada batu besar, dengan mata setengah tertutup pemancing tua it uterus mengalunkan serulingnya halus dan menyapa puncak-puncak rasa…..

“Ah, saya malu saya kan hanya tukang mincing dan pak Kapul insinyur pelaksana pembangunan jembatan…..

“Ya, sampai beberapa hari yang lalu saya hanya tau Tarya tukang mincing tapi kini saya sudah dapat informasi yang lebih lengkap bahwa sebetulnya pak Tarya adalah pensiunan pegawai kantor penerangan selain itu, pak Tarya ketika muda pernah lama mengembara ke Jakarta. Iya, kan ?

“Informasi itu sedikit benarnya, tapi banyak salahnya”

“Tak ada gunanya menutup-nutupi jati dirimu, pak. Malah ada orang bilang, ketika berada di Jakarta, Pak Tarya pernah bekerja di penerbitan. Jadi wartawan ?”

“Ach Cuma sebentar”

pak Tarya tak meneruskan kata-katanya.

“Ditempat ini saya juga bertemu teman lama, Kepala desa ini dulu teman saya sekampus.

“Begitu ? jadi Pak Basar yang Kades itu dulu teman kuliah sampeyan ?”

“iya cumin laen jurusan. Saya di teknik, dia di sospol dia teman diskusi yang baik.”

Kutipan Novel diatas mengandung nilai–nilai sosial (Bagian pertama, hal : 7,8,9)

Nilai Etnik

Pada nilai etnik ini mengajak kita agar tidak meniru perbuatan jelak dan malah menyempurnakan didi agar bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Seperti contohyang digambarkan dalam novel ini, sebagai berikut :

“Ah mas Kabul pura-pura lupa bahwa pada dasarnya kebanyakan orang masih dilekati watak primitif, yakni mementingkan diri sendiri alias serakah”

“itu primitive ?”

“Nah, iya, kan ?”

Pak Tarya tertawa lagi. Tapi Kabul diam.alisnya terasa berat. Ada rasa kecut dihati ketika menyadari apa yang dimaksud pak Tarya bila dirangkai dengan angka kebocoran anggaran proyek yang konon mencapai tiga puluh sampai empat puluh persen itu. Primitif, mementingkan diri sendiri, serakah itulah akar persoalannya ? rasanya memang begitu. Dan bila si primitive adalah orang kampong di sekitar proyek yang miskin dan kurang terdidik, harap maklum. Namun kalau si primitive tadi adalah Menteri, Dirjen, Kakanwil dan seterusnya ? apa mereka tidak mencak-mencak bila dikatakan primitif ?”

Kutipan diatas menggambarkan bahwa sifat yang jelek jangan ditiru. Karena bisa berakibat fatal bagi pribadi pribadi dan orang lain bahkan Negara. (bagian pertama, hal : 19, 20)

Nilai Hedonik

Novel yangmempunyai nilai ini yang bisa membuat para pembacanya merasa senang dan ikut terbawa oleh cerita novel di dalamnya. Seperti kutipan berikut ini.

“tiba-tiba suasana jadi ricuh oleh gelak tawa tante Ana menggunakan kesempatan penghabisan lagu pertama untuk menarik Bejo kedalam rengkuhannya.

Tenaga jantan yang dia miliki tak tertandingi oleh Bejo, sekali masuk ke rengkuhan, cup-cup. Dengan gemas tante Ana (Banci) menciumi pipi Bejoyang langsung corang-coreng hiruk pikuk tak berlangsung lama.

Setelah puas menciumi Bejo, semangat tante Ana malah lebih berkobar. Dia merasa atau menikmati suasana dimana keberadaannya mendapat pengakuan. Dalam hal tertentu malah penghargaan. “Nah, inilah aku, tante Ana – Aku ada hadir dan atau bukan daripan. Nama itu adalah hantu yang harus ku kalahkan sama sekali. Kalian, ayo bergoyang. Tapi jangan lupa berilah aku kesaksian. Aku ada.. aku hadir. Aku dumadia. Aku tante Ana.” Dan semangat tante Ana terus menggebu. Maka……

Crek, dung-dung crek, kling, crek dung-dung crek, ciir…..crek dung-dung crek…!

“Rek, ayo rek, mlaku-mlaku nang Tunjungan……”

itulah kutipan dari gambaran nilai hedonic yang memberi kesenagan pada pembacanya (Bagian ketiga, hal : 162)

Nilai Spirit

Didalam nilai sepirit ini yang akan menjadikan manusia sebagai jiwa yang tangguh dan percaya diri akan tindakannya yang berada di jalur kebenaran. Berikut kutipan dari gambaran nilai spirit :

“Begini, dik Kabul. Aku dating kemari dengan keputusan maka kita tidak akan bicara banyak-banyak”

“Maksud Bapak ?”

“Ya, keputusan itu aku ambil tadi malam setelah aku berbicara dengan pihak pemilik proyek, tokoh-tokoh partai, dan khususnya jajaran GLM. Mereka telah setuju kebijakan yang kuambil. Dan itu pula keputusan yang kubawa saat ini.”

“Artinya, besi bekar, pasir yang kurang bermutu, tetap akan dipakai ?”

“Ya, Dan peresmian jembatan ini tetap akan dilaksanakan tepat pada HUT GLM. Itulah keputusan yang ada dan Dik Kabul, kuminta bisa menerimanya.”

“Maaf, saya pun tetap berada pada keputusan saya, saya tak bias…..

“Tunggu, dik Kabul. Aku tidak akan lupa dik Kabul dan aku sama-sama insinyur, lulus dari perguruan tinggi yang sama, hanya beda angkatan. Kita sudah sekian lama bekerja sama. Dan terus terang, aku sudah menganggap dik Kabul sebagai adik kandungku. Maka laksanakanlah keputusan itu”

“Ma`af, pak Dalkijo, kalau keputusan anda sudah final, saya pun tak mungkin berubah, saya tetap mengundurkan diri”

itulah gambaran keteguhan dan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan (Bagian kelima, hal: 198).

Nilai Kulturan

Nilai cultural yaitu nilai yang menggambarkan kebudayaan dan peradaban dari suatu daerah dengan harapan agar pembaca mengetahui dan mengenal budaya diluar daerahnya. Seperti kutipan berikut :

“Mereka yang terlibat di proyek itu dating dari berbagai latar budaya maupun kesukuan. Ada operator alat berat bernama Si-ringo-ringo. Ada mandor bernama Kang Acep, ada pemasok bahan bangunan bernama Atay. Juga ada sopir Hutauruk, tukang batu Bejo, atau tukan las Cak Mun”.

Itulah gambaran cultural dari novel “Orang-orang Proyek” karya Ahmad Tohari (Bagian pertama, hal: 16)

Nilai Romantika

Nilai ini sudah banyak yang kenal karena ini salah satu nilai yang diharapkan dan ditunggu, yang membuat tidak sabar tuk segera membacanya. Nilainya digambarkan dalam novel sebagai berikut :

“Wati merengut, Tak lama, hanya beberapa detik, tapi Kabul berdebar dan merasa harus menyerah. Dan debaran di dada Kabul lebih lama dari rengutan wait. Malah sisa debar masih ada ketika Kabul sudah duduk dibelakang kemudi jipnya. Wait duduk disebelah dengan wajar ceria. Hatinya meriah. Matahari sore hilang, tampak di balik rimbun pepohonan setelah jip itu melaju meninggalkan lokasi proyek.

Gambaran nilai romantika di atas sangat jelas menunjukkan adanya hubungan cinta yang belum bisa diutarakan terus terang, (bagian pertama, hal : 196)

Unsur – unsure yang terdapat dalam novel sastra “Orang – orang Proyek” karya Ahmad Tohari.

Tema

Di dalam Novel Sastra “Orang – orang Proyek” karya Ahmad Tohari terdapat beberapa tema yang akan memperjelas tiap – tiap bagiannya. Setelah memahami novel sastra “Orang – orang Proyek” karya Ahmad Tohari penyusun dapat menemukan beberapa tema, mulai dari tema percintaan, kemanusiaa, persahabatan, dan keadilan.

Tema – tema di atas memang sengaja dimunculkan oleh pengarang agar dapat jadi perhatian para kritikus dan pembaca novel

Tema Percintaan

Novel-novel dengan tema percintaan biasa akan menunjukkan / mengungkapkan perjalanan cinta dari para tokoh dalam novel ini. Dalam setiap percintaan terdapat seseorang dan kenangan yang special karena memiliki sesuatu yang bersifat menyenangkan dan menyedihkan selama perjalanan kisah cinta tersebut berlangsung. Di bawah ini akan digambarkan dan dikutip penulis tentang tema percintaan dalam novel “Orang – orang Proyek” karya Ahmad Tohari.

“Tinggallah Kabul dan wait, keduanya masih diam wait kembalik mengisak, Kabul duduk mendekat dan meletakkan tangan dipundaknya kulit wati merinding “Wat, kamu jangan menangis.”

Sepi. “Menganggap seakan aku tidak ada ? mas mengambil keputusan untuk mas sendiri, dan aku tidak ada artinya sama sekali ?”

“Apa maksudmu , wat?”

“Teganya mas meninggalkan aku sendiri disini”

kabull tergagap, berdiri dan berjalan mengelilingi ruangan (bagian kelima, hal : 20)

Pada kutipan tema diatas terdapat ungkapan mencintai dan menjumpai jantung hatinya. Dan tidak mau ditinggalkan oleh kekasih pujaannya yang bernama Ir. Kabul.

Tema Kemanusia

Tema kemanusiaan bermaksus menunjukkan betapa tingginya suatu harkat dan martabat manusia dengan tujuan meyakinkan pembaca bahwa setia manusia memiliki harkat dan martabat yang sama. Perbedaan kekayaan, pangkat, derajat dan kedudukan seseorang tidak boleh dijadikan sebab adanya perbedaan perilaku terhadap kemanusiaan seseorang. Berikut ini kutipan gambaran tentang tema kemanusiaan :

“Tenda ! jangan lupa tenda, karena yang jadi pembicara utama adalah menteri. Soal tenda jangan dianggap kecil. Orang – orang proyek akan anda minta melaksanakan pemasangan tenda upacara, tenda terbaik yang bisa di dapat dikabupaten ini,” (bagian kedua hal : 81)

Kutipan diatas menunjukkan tema kemanusiaan yang menjunjung tinggi kedudukan dan derajat seseorang meski harus ditempuh dengan jalan apapun. Dan hal tersebut sepatutnya tidak ditiru oleh siapapun.

Tema Persahabatan

Tema persahabatan dapat meningkatkan rasa saling toleransi dan berbagi. Di bawah akan dikutipkan tentang gambaran suatu hubungan persahabatan yang erat dan menunjukkan kedekatan individu satu dengan yang lain, terutama hubungan saling mendukung dan memotivasi, baik dalam keadaan susah maupun senang. Tema tersebut dikutip dalam novel berikut ini :

“Ya, pak Tanya. Dulu saya dan Kabul bersama kawan – kawan pernah berdiskusi mengenai masalah tadi. Bahwa kalau memakai bahasa yang ekstream, kanjeng Nabi diutus hanya dengan maksud memperbaiki ahlak manusia, dan semua hal lain dikecualikan,”

“semua hal lain itu apa saja?” kata pak Tarya masih dengan senyumannya.

“sekali lagi, ini bahasa ekstream, semua hal yang dimaksud termasuk lima rukun dalam kita, bila pengamanan kelimanya tidak menjadi bagian internal, tidak menghasilkan proses penyempurnaan akhlak atau budi luhur.” (hal : 40)

Memang sahabat yang sejati adalah sahabat yang bisa diajak untuk saling berbagi disaat susah atau duka dan senang. Dan hal tersebut harus kita tanamkan dalam diri kita masing – masing,

Tema Keadilan

Disini penulis akan menjelaskan bahwa keadilan yang abadi tidak akan pernah terhapus dan harus ditegakkan kapanpun dan dimanapun, agar setiap individu dapat mengerti dan mengetahui pentingnya sebuah keadilan. Berikut kutipan yang berhubungan dengan tema keadilan.

“Pak kali ini saya tidak bisa berkompromi,” jawab kabul penuh percaya diri.

“Tak bias kompromi bagaimana? Dengar, Dik Kabul. Kita sudah selesai membangun bagian terpenting, yakni struktur jembatan. Bukankah Dik Kabul yakin sejauh ini pekerjaan kita bias dipertanggung jawabkan ?

“Saya bertanggung jawab atas kualitas strukutr jembatan.”

“Nah’ dengan demikian kita tinggal menyelesaikan bagian – bagian luar strukutr. Bila kita sedikit menurunkan kualitas di bagian ini, mestinya tidak mengapa. Taruhlah karena kita menggunakan pasir sungai dan besi bekas lalu lantai jembatan hanya kuat bertahan satu atau dua tahun, Dik Kabul tak usah risau. Karena struktur jembatan tidak ada masalah. (bagian keempat, hal : 181)

Kutipan di atas menggambarkan bahwa keadilan dan tanggung jawab atas apa yang kita lakukan harus benar – benar ditegakkan dan di pertahankan kebenarannya sesuai dengan rencana semual. Dari sini kita dapat mengambil pelajaran tentang arti pentingnya sebuah keadilan dan kebenaran dalam hidup.

Tokoh / karakteristik

Didalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari, tokoh-tokohnya mempunyai karakteristik masing-masing. Dan penulis akan meberikan penjelasan tkoh-tokohnya. Tokoh-tokoh tersebut yaitu :

1. Ir. Kabul yang berprofesi sebagai pimpinan pelaksana proyek jembatan

2. Basar sebagai seorang Kades yang berwibawa

3. Tarya adalah seorang pemancing dan mantan pegawai negeri juga wartawan.

4. Wati sebagai asisten Ir. Kabul yang akhirnya menjadi istrinya karena cinlok.

5. Ir. Dalkiju sebagai pimpinan proyek yang sifatnya angkuh dan sombong.

6. Mak Sumeh sebagai pemilik warteg diproyek jembatan.

7. Tante Ana seorang banci yang sekaligus sebagai penghibur orang-orang proyek.

8. Martasatang sebagai perakit singai Cibawor dan masih banyaklagi tokoh pendukung lainnya.

alur / rentetan peristiwa

Di dalan Novel sastra “Orang-orang Proyek” karya Ahmah Tohari menceritakan bagaimana kerja orang-orang proyek dan problemya masing-masing. Disini penulis akan memberi penjelasan singkat mengenai novel sastra.

Berawal dari suatu daerah khusus disungai Cibawor yang akan dibangun jembatan Cibawor yang baru untuk menjadi akumulasi jalan ke desa yang akan menjadi pusat peruraian sekaligus peringatan HUT GLM. Proyek tersebut di pimpin oleh Ir. Dalkijo dan dibawahi oleh Ir. Kabul sebagai pimpinan pelaksana proyek yang bertanggung jawab atas kualitas dari jembatan Cibawor.

Asistennya bernama Wati yang akhirnya menaruh hati kepada kabul. Desa tempat proyek jembatan Cibawor. Dipimpin oleh Kades yang bernama besar yang juga teman sekampus Kabul Disana Kabul berkenalan dengan seorang pemancing yang juga mantan pegawai negeri dan wartawan yaitu Pak Tarya.

Amanat

Pada Novel sastra “ Orang – orang Proyek” karya Ahmad Tohari mempunyai dan mengandung beberapa amanat yang patut kita perhatikan. Diwabah ini adalah kutipan dari cerita novel yang berisi tentang amanat dalam hidup.

“secara sama Ki Hajar menganjurkan orang memilih kondisi kedua. Yakni, hidup sederhana sambil mengembangkan RAS, dan dengan cara ini orang bias ayem. Dari pada yang pertama ? Yakni, hidup banyak harta namun gelisah karena selalu diburu oleh keserakahan sendiri.

“Ya, saya pernah mendengar nasihat Ki Hajar itu. Namun sekali lagi, orang sekarang kebanyakan lebih suka memiliki yang pertama. Lebih baik numpak motor, punya rumah lima, uang banyak tak perduli semuanya hasil nyolong harta rakyat atau Negara. Lebih baik hidup penuh dengan gaya meskipun selalu di kejar kebutuhan yang meningkat dari pada hidup sederhana dan ketinggalan zaman. Soal jiwa yang gelisah karena di kejar kebutuhan yang terus meningkat ? Ah, ada obatnya yang gampang : bar, minuman keras, perempuan, drugs, narkotika, “Hehehe, tapi sampeyan jangan emosi, Mas Kabul.

Amanat di atas menganjurkan kita jangan sampai terpesona oleh kemewahan dunia yang fana. Jangan sampai kita menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan kita yang tidak di iringi oleh akhlak yang mulia. Kita harus bias mensyukuri nikmat yang diberikan Tuhan kepada kita.

No comments:

Post a Comment